Kamis, 23 Agustus 2018

KISAH SEMUT...

Sumber: google.com

Nabi Sulaiman As pernah bertanya pada seekor semut,
"Wahai semut, berapa banyak makanan yang kamu perlukan untuk hidup setahun???".
Maka semut menjawab,
"Wahai Nabi Sulaiman, aku hanya perlukan makanan sebesar sebutir gula untuk hidup selama setahun".
Lalu Nabi Sulaiman As mengurung semut tersebut didalam sebuah botol dan diletakin sebutir gula untuk makanan semut tersebut.
Selepas setahun, Nabi Sulaiman As membuka tudung botol itu dan mendapati hanya separuh saja gula yang dimakan semut itu.
Lalu Nabi Sulaiman Alaihas Salam bertanya pada semut,
"Wahai semut, mengapa hanya separuh saja gula yang engkau makan dalam setahun???."
Lalu semut menjawab,
"Wahai Nabi Sulaiman, jika diluar botol ini, aku yakin Allah Ta'ala akan memberikan rezeki yang cukup kepadaku untuk hidup, namun setelah engkau mengurung ku didalam botol ini, aku tidak yakin pada manusia yang akan memberiku rezeki yang cukup, aku takut engkau terlupa untuk membuka tudung botol itu setelah setahun, oleh karena itu aku harus berpikir cermat untuk hidup setahun didalam botol ini dengan gula sebutir."

Begitulah kisah seekor semut yang cukup yakin dengan rezeki Allah Ta'ala kepadanya.
Bagaimana mungkin manusia seperti semut.
Kita yang diberikan nikmat Islam dan iman oleh Allah Ta'ala tidak yakin dengan rezeki Allah Ta'ala ??? Maka kita lebih buruk dari seekor semut.
Yakinlah bahwa rezeki itu milik Allah Ta'ala,
Bukan milik Raja,
Bukan Kerajaan,
Bukan milik syarikat,
Bukan milik Boss,
Mereka semua perantara AllahTa'ala,
Akan tetapi MUTLAK MILIK ALLAH Ta'ala.
Allah Ta'ala telah menjamin rezeki bagi seluruh makhlukNya,
termasuk manusia. Dalam al-Quran Allah berfirman :



وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS. Hud 6)

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّ رُوحَ القُدُسِ نَفَثَ فيِ رَوْعِي أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا 

وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا فَاتَّقُوا اللهَ وَأَجْمِلُوا فيِ الطَّلَبِ 

وَلاَ يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمْ اِسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ فَإِنَّ اللهَ تَعَالىَ لاَ يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِه

“Sesungguhnya Ruhul Qudus (Jibril) telah meniupkan wahyu ke dalam hatiku, bahwa suatu jiwa tidak akan mati sehingga dia menyempurnakan ajalnya dan mengambil seluruh rezekinya.
Maka bertakwalah kepada Allah, dan carilah rezeki dengan baik.
Dan jangan sampai anggapanmu akan lambatnya rezeki mendorongmu untuk mencarinya dengan maksiat kepada Allah.
Karena sesungguhnya apa yang di sisi Allah tidak akan bisa diraih kecuali dengan menaatiNya.”
(Riwayat Abu Nu’aim dalam al-Hilyah, Lihat Shahihul Jami’ no. 2085)

~Semoga Bermanfaat~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar